72. Pertemuan Tak Terduga

1842 Kata

“Itu cowok kenapa, sih?” Riani menggerutu sebal. Aditya, lelaki yang sedang dicoba untuk didekati, sekarang, sama sekali, tidak mau membalas pesannya. Hal itu membuatnya sebal, terlebih, dia merasa, tidak sejelek itu untuk ditolak mentah-mentah, hanya karena dulu pernah menolak sekali saat diajak untuk PDKT. “Dia bukan tipe pendendam kan?” Riani bertanya pada dirinya sendiri. Sejak tadi, dia uring-uringan. Beruntung, sekarang libur, tidak ngantor. Jadi, dia santai, meskipun tidak ada kerjaan membuatnya bosan. Dewi dihubungi juga sejak tadi tidak bisa, ponselnya mati. Perempuan itu memang suka molor sampai siang kalau sedang libur. Riani tahu kebiasaan itu, tetapi masih berharap keajaiban kalau Dewi akan bangun pagi hari. Sayangnya, keajaiban sangat langka terjadi. Harapan yang sia-sia. De

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN