"Bagaimana mungkin aku tidak mengenalinya dengan baju yang dia kenakan ternyata itu semua adalah merk asli? Aku malah berpikir kalau Iwan adalah pelayan bar! Astaga, ini sangat memalukan!" Rasya bergumam sepanjang jalan menuju apartemennya. "Presdir?" Dua pengawalnya terlihat bingung karena sejak tadi Irwan tidak berhenti tertawa. "Aku baik-baik saja. Kalian tidak perlu cemas padaku." Ucap pria itu seraya memasukkan kedua telapak tangannya ke dalam saku bajunya lalu berbalik kembali menuju ke dalam gedung. Dua orang pengawalnya saling bertukar pandang satu sama lain. Padahal niat mereka keluar dari dalam gedung beberapa menit yang lalu adalah untuk segera kembali ke kediaman Irwan yang ada di Surabaya. Mereka hanya bisa mengekor atasannya tersebut. Entah ke mana Irwan sedang membawa