Andrean mempersilakan peserta meeting keluar satu-persatu dari dalam ruangan. Pria itu tersenyum menyambut jabat tangan dari para kliennya. Senyumnya sirna setelah semuanya pergi dan tinggal Yudha Manggala yang kini berdiri tegak di luar pintu. Penuh amarah Yudha mencengkram kerah bajunya mendorong Andrean hingga berjalan mundur masuk ke dalam ruangan meeting. "Kamu berani-beraninya masuk ke dalam kamarku! Berapa kali kamu menidurinya! Cepat jawab!" Teriak Yudha tanpa bisa ditahan. Emosinya meluap tak terkendali lagi. Yudha masih menggenggam dasi milik Andrean. "Apa karena dasi ini kamu berpikir aku menidurinya?" Andrean terlihat begitu tenang. "Kamu lupa siapa yang memegang kantor cabang? Saat kalian berdua berada di Surabaya berbulan-bulan? Ah, kalau bukan karena Mona yang terus be

