Setelah memastikan Olla dan Beby aman di rumahnya, Abrisam langsung bergegas menuju tempat yang disebutkan oleh pria asing yang berbincang dengannya melalui panggilan suara tadi. Lebih tepatnya, pria itu berbicara dengannya melalui nomor Haris—sekretaris pribadinya, sekaligus orang kepercayaannya selama ini. Selama perjalanan menuju kantornya, Abrisam sesekali memutar memorinya tentang kejadian beberapa saat yang lalu—saat dirinya berbicara dengan pria asing itu di telepon. “J—jangan!! Jangan pernah kemari, Pak—arrgghhh..” “Bbiiadabbb…” Sampai pada akhirnya Abrisam berusaha memfokuskan pendengarannya hanya pada suara pria asing itu. Dimana pria itu akhirnya mengatakan letak keberadaannya bersama dengan Haris. Yaa, Abrisam yakin 100% bahwa yang berteriak, merintih kesakitan dan meng