Drama Perpisahan

1677 Kata

"Lalu, perasaan saya yang salah?" "Tidak, kok, Pak!" jawabnya mengegas karena tiba-tiba Abrisam bertanya suatu hal yang jawabannya sebenarnya sudah jelas. Bagaimana mungkin sebuah perasaan yang hadir tanpa terduga itu bersalah di sini? Tuhan tatkala menciptakannya pasti bukan tanpa sebab. Bahkan kini degup jantung Beby terasa kencang. Ia berharap, tak mulai berpindah haluan pada Ayah Olla. Beby hanya merasa takut jatuh cinta pada pria itu. Ia sesempurna itu, sedangkan Beby hanyalah Beby. Ia sebatangkara. Ia gadis biasa. "Kenapa kamu diam saja? Apa yang kamu pikirkan?" Beby menunduk. Pemandangan indah di bawah sana yang sempat membuat Olla terkagum-kagum, menurut Beby kini tidaklah lebih menarik daripada perbincangannya seriusnya kini dengan Abrisam. Ia ingin segera mengutarakan ap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN