“Ibuk to? Tumben ibuk datang ke sini?” Ayana membukakan pintu rumah tersebut, Safitri masuk ke dalam dan dia mendengar teriakan Rafa dari dalam sana. “Itu kenapa suamimu teriak-teriak di dalam? Dia nggak kerja?” Tanya Safitri. “Paling Yana disuruh ngambil barang. Biarkan saja teriak-teriak nanti juga diam sendiri. Tadi pagi sih berangkat tapi nggak tahu Buk, ke pabrik apa nggak.” Sahut Ayana sambil meringis. Ayana memang tidak tahu hari ini Rafa pergi ke pabrik atau tidak. “Ya sudah ibu mampir ke sini cuma mau kasih ini ke kamu, ibu dari pasar tadi. Kebetulan beli buah banyak.” Safitri meletakkan satu kilogram buah apel kesukaan Ayana di atas meja ruang tamu. “Sudah, ibu mau balik dulu ke rumah. Kasihan tukang becaknya nunggu lama di depan. Kamu jangan keluyuran terus, nyari-nyari info