“Kita pisah saja, Mas.” Ucap Nida sambil mengusap air mata pada kedua pipinya. Jey kaget sekali, pikirnya semua masalah yang dihadapinya tidak akan meruncing sampai seperti ini. Pria itu menatap kedua mata Nida lekat-lekat, ditekannya kedua pipi Nida agar wanita itu juga melihat kedua matanya. “Aku nggak bisa percaya sama kamu lagi, Mas. Hatiku sakit sekali.” Ucap Nida lirih. “Ya, nggak papa. Aku akan memberikan waktu untukmu, ini bukan perpisahan, tapi aku hanya memberikan waktu untuk mengenalku lebih jauh. Aku ingin kamu kembali padaku sampai masa yang aku berikan usai. Aku akan memberikan waktu satu bulan setelah kamu keluar dari rumah sakit. Aku cinta sama kamu, Nid. Hanya kamu.” Bisiknya dengan tatapan mata serius. Sejak malam itu Jey tidak mencoba membuat Nida agar merubah sudu