Terdengar lagi

1286 Kata
~~Terdengar Lagi~~ Pelajaran ku selesai lebih cepat kali ini pukul 15:30 sudah selesai, biasanya akan selesai pukul 16:00 ah iya kecuali hari di mana aku mendengar suara itu kami pulang pukul 15:30. Soal suara itu aku masih berharap bisa mendengarnya. Aku pergi ke gereja gereja lain tapi tak ada. Sedih sekali rasanya. Sudah sebulan aku mencoba dan berusaha mendengarkan lagi. Karena pulang cepat dan kak El sepertinya terlambat menjemputku. Aku melihat ke arah gereja katedral ingin rasanya aku kesana tapi rasa takut kekecewaan melanda membuatku tak berani lagi ke sana. Tapi hatiku berontak, badanku pula berkhianat kakiku mulai berjalan menuju gereja katedral. Aku masuk ke sana lalu mulai menyalakan lilin dan memejamkan mataku... Sayup sayup aku mendengar sesuatu...lalu semakin jelas (2x) اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر Hatiku bergetar hebat saat mendengar suara itu hatiku menghangat rasanya seperti menemukan apa yang hilang panggilan itu untukku. Aku makin memejamkan mataku (2x) أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّاللهُ Hatiku kembali bergetar, rasanya seperti sebuah pernyataan yang teramat besar pernyataan yang penuh dengan kebenaran, pernyataan yang akan membawa kebahagiaan (2x) اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ Air mataku menetes saat kalimat ini aku menangis tersedu-sedu mimpikah aku ? Kalimat ini seperti sebuah nama yang sangat agung, indah, dan membawa pada kebenaran seperti nama sebuah cahaya aku mulai senggegukan. Brumm Brummm Karena menangis aku kehilangan ketenangan dan lagi-lagi suara mobil itu mengangguku. Hatiku menghangat dan berdesir seketika. Damai, tenang, indah aku ingin mendengar nya lagi. Aku mengerti sekarang kalimat itu masih ada sambungannya. Aku semakin penasaran, dan menginkan lagi lagi dan lagi.. Senyum bahagia terbit seketika di wajahku. Aku keluar dengan senyum ceria dan perasaan yang teramat bahagia. Dari kejauhan ku lihat kakak dengan stelan jas nya sedang menungguku. "Kakak...." Aku berlari menemui kak El, lalu memeluknya dengan erat menyalurkan betapa aku sangat bahagia. "Kak, aku mendengarnya lagi. aku mendengarnya lagi kak," aduku dengan mata berbinar tanganku menggenggam tangan kak El, aku tersenyum bahagia. "Benar kah?" kata kak El tak kalah bahagianya. Aku menganggukan kepala dengan senyum bahagia, sungguh aku bahagia sekali. Sekali lagi aku memeluk kak El. "Selamat sayang, kau memang anak bunda maria." kata kak El dengan senyuman. "Bukan!" jawabku tegas. "Itu bukan suara bunda maria, itu suara berbeda itu ..." aku tak bisa menjelaskannya dengan kata kata. "Baiklah, tapi kamu sering ber doa dengan bunda maria mangkanya kamu bisa mendengarnya kan." "Iya benar." jawabku seolah berfikir tapi rasanya berbeda. Aku mulai tersenyum lagi dan menatap kak El bahagia. ~~ Saat di dalam mobil pun senyum dan rona bahagia tercetak jelas di wajahku. Aku tersenyum dengan bahagianya. "Wahh yang sedang bahagia." goda kakakku. Aku hanya memandang kakak dengan senyum bahagia. Setelah sampai di rumah aku langsung memeluk mama. "Eh, tumben biasanya pulang sekolah mukanya murung." kata mama. Ya akhir akhir ini aku sering murung karena tidak bisa mendengar suara itu. Tapi tadi aku mendengarnya tentu aku bahagia. "Dia sedang bahagia ma." timpal kakak yang ada di belakangku. "Wah jangan bilang kamu sudah mendengar suara itu lagi." tebak mama. "Iyaa ..." jawabku bahagia dan memeluk mama lagi. "Selamat ya sayang, mama tau Bunda Maria begitu menyayangimu hingga dia mendengarkan kata ajaib itu untukmu," kata mama sambil tersenyum dan menangkup pipiku. "Bukan Ma! Itu bukan suara dari Bunda maria!" tegasku sekali lagi yang membuat kak El dan mama mengernyitkan kening bingung. "Lalu suara siapa princess?" Kak El bertanya dengan tangan yang mengelus kepalaku lembut. "Entah lah, tapi Rie yakin itu bukan suara Bunda Maria," jawabku tegas kala itu. "Ya sudah, sebaiknya kamu mandi lalu turun untuk makan malam ok," suruh mama lembut, yang hanya mampu ku jawab dengan satu kata. "iya." Aku berlalu ke ke dalam kamar dengan senyum ceria.. Cupp Aku menoleh melihat siapa yang menciumku ternyata papa. Langsung ku peluk papa dengan mengankat kaki seolah aku di gendong. "Wahh bahagia sekali putri papa." "Iya." jawabku senang dan makin mempererat pelukanku pada papa. "Ayo mandi, putri nya bau acem." "Hehehe, Ok pa." aku langsung berlari ke kamar. Seperti biasa aku mandi dengan di temani lalu aku tiduran di kursi yang ada di pinggir kaca. Aku mulai memikirkan kalimat yang ku dengar tadi. Ku pejamkan mataku dan mengingat kembali kata katanya. Sungguh walaupun dalam ingatan dadaku berdesir, bulu kudukku sampai merinding begitu dahsyatnya efek suara itu. Kenapa cuman aku yang mendengar dan merasa gemetar saat mendengarnya. Sesungguhnya di kalimat yang baru ku temukan aku sangat ketakutan rasanya itu seperti sebuah pernyataan dan nama cahaya. Semoga besok aku bisa mendengarnya lagi, mendengar Suara indah di balik tembok katedral... ~~~ Pagi ini aku mulai bangun pagi, walaupun memecahkan banyak Alarm dan HP ku layarnya sudah beberapa kali diperbaikki dan beberapa kali ganti aku tak peduli. Aku ingin memburu suara itu. "Kak aku sudah mau berangkat." kataku saat aku melihat kak El masih makan. "Rie sayang makan dulu nak," kata mama "Aku harus buru-buru ma." jawabku cepat. "Ok ok, jangan lupa makan di kantin ya." pesan papa "Ok, ayo kak." "Iya tunggu bentar." kata kak El dan langsung berjalan dengan mengandengku. Setalah sampai di gereja aku mulai memejamkan mata lagi dan berharap dalam hati agar suara itu terdengar. Ku pejamkan dan memfokuskan pikiran tapi ... hening ... Kekecewaan melanda hatiku, padahal kemarin aku mendengarnya kenapa hari ini tidak? Rasanya aku ingin menangis. Aku kembali kepada kak El, melihataku diam dengan wajah sedih, kak El memelukku mencoba menguatkan seperti hari-hari sebelumnya. "Tak apa princess, nanti kamu akan mendengarnya lagi." Aku menatapnya dan mengangguk lemah. "Ayo kekelasmu." "Iya." balasku lemah Sesampainya di kelas aku di sambut oleh via dengan wajah ceria. "Wajahmu sering murung akhir akhir ini, kamu juga sering melamun, kenapa? Cerita dong." "Tidak ada apa apa," bohongku, bisa di bilang gila aku kalau mengatakan aku mencari suara apa itu. "Jadi anak-anak Beberapa pendapat tentang partikel materi : 1. Menurut Democritus, pembagian materi bersifat diskontinyu ( jika suatu materi dibagi dan terus dibagi maka akhirnya diperoleh partikel terkecil yang sudah tidak dapat dibagi lagi = disebut Atom ) sedangkan 2. Menurut Plato dan Aristoteles, pembagian materi bersifat kontinyu ( pembagian dapat berlanjut tanpa batas ) Postulat Dasar dari Teori Atom Dalton : Tunggu kontinue ?? Benar waktu itu aku mendengarkannya pada jam 15:30 mungkin bila aku datang di jam 15:30 suara itu akan terdengar lagi. Iya aku yakin seperti itu. Dengan semangat senyumku merekah. Tapi masalahnya apa aku bisa ke sana di jam 15:30 ? Sedangkan aku pulang jam 16:00. Aku mengahbiskan waktu pelajaran kimia kali ini dengan berfikir bagaimana aku bisa pulang jam 15:00. Bel istirahat sudah berbunyi dengan nyaringnya ... Aku menuju kantin untuk makan siang. Aku makan sambil memikirkan bagaimana caranya bisa kabur, aku ingin mendengarnya kembali. "Kenapa Rie? Sepertinya kamu memikirkan sesuatu?" tanya Via sambil menatapku. "Bagaimana cara bolos dari sini?" ucapku dengan menatap mereka "Hah ...! Yang benar saja?! Kamu mau bolos? Itu hal mustahil Rie." hmm aku tau jawaban mereka seperti ini, terkadang berteman dengan anak baik susah juga. "Iya aku ingin keluar di jam 15:25." kataku "Buat apa?" tanya jess heran "Tidak papa pokoknya penting buat keberlangsungan mood ku, kalo gak moodku akan hancur seperti kemaren kalian tolongin aku ya," pintaku memohon. Mereka saling menatap lalu menatapku ngeri saat ku balas tatapan mereka dengan puppy eyes ku, mata terimut yang akan membuat orang iba, gemas dan pasti setuju. "Baiklah," jawab mereka pasrah. Yey ... Hatiku bersorak senang. "Kamu bisa ke sana, nanti kami akan bilang kamu sakit." saran mereka "Yey ... Boleh boleh." jawabku senang "Tunjukkan jalannya ya biar aku bisa bolos." Mereka hanya mengangguk pasrah. Akhirnya waktu yang aku tunggu tunggu pun tiba, waktu dimana aku akan mendengar suara itu lagi. Dengan semangat aku bolos sekolah lalu masuk ke gereja. Huh menyeramkan tapi tak apa ini perjuangan untuk mendengarkan suara. Suara yang mampu menggetarkan hatiku yang mampu membuatku tunduk.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN