Beberapa hari kemudian. Untuk kesekian kalinya Nesya melirik jam yang terpasang di tangan kananya. Nesya menarik dalam nafasnya, kemudian menghembuskannya secara perlahan. Raut wajah Nesya yang beberapa menit lalu ceria, kini sudah berubah menjadi tidak penuh semangat, terlihat lesu. "Kok Abang belum datang juga sih? Ini sudah telat 10 menit dari waktu yang dijanjikan," lirih Nesya sendu. Abang yang Nesya maksud tentu saja Reno, bukan Arsa. Hari ini adalah hari senin, hari di mana Nesya akan pergi ke Dokter untuk memeriksakan kondisi kakinya. Sehari sebelum pergi, lebih tepatnya kemarin, Nesya sudah berdiskusi dengan Arsa, juga Reno, tentang siapa orang yang akan mengantarnya ke rumah sakit? Reno mengajukan diri untuk mengantar Nesya ke rumah sakit, dan karena Reno meng