Arsa diam, mencoba mencerna ucapan sang Tante. Arsa mengerjap, lalu mencubit pipinya dan ia merasa sakit, itu artinya ia tidak sedang bermimpi. "Tadi Tante bilang apa?" tanyanya memperjelas. "Nesya sudah Arsa, Nesya sadar," ulang Carolyne dengan tangis yang semakin menjadi. Tangisan Carolyne kali ini bukanlah tangis kesedihan, tapi tangis kebahagiaan. Carolyne bahagia karena akhirnya sang keponakan sudah sadar dari komanya. Tanpa bisa Arsa cegah, kini kedua matanya memerah. Pandangan Arsa seketika memburam karena ada banyak sekali air mata yang menggenang di setiap pelupuk matanya. Tak butuh waktu lama bagi air mata Arsa untuk jatuh membasahi wajahnya, dan air mata Arsa mengalir dengan sangat derasnya. "Ne-nesya sadar?" Ulang Arsa terbata di sela isak tangisnya. "Iya Ar