PROLOG

102 Kata
“Boleh juga kalau dia kujadikan pembantu” Senyum licik seorang lelaki yang sedang mengendarai mobil Fortuner miliknya sambil melirik kaca spion. Di belakangnya, seorang gadis menatap kepergiannya dengan mulut menganga dan mata melotot seperti sedang terhipnotis. Kedua tangannya memegang selembar uang senilai dua puluh ribu rupiah berjarak sekitar sepuluh centi meter dari wajahnya.     Sekali lagi lelaki itu menyeringai puas dengan beberapa pemikiran licik menari-nari dalam benaknya, sengaja laju pelan untuk memperhatikan lebih lama gadis tersebut. Ekor matanya kemudian melirik dashboard dengan puas lalu bersenandung kecil. Tidak lagi memandang melalui kaca spion, karena gadis itu telah menghilang dibalik kerumuan kendaraan lainnya. *** Jakarta, 11 Juni 2020
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN