Menonton Agatha

1076 Kata
Layar televisi menjadi pusat perhatian dua insan yang tengah dimabuk cinta. Jonathan terdiam agar dapat memerhatikan layar kaca dengan sepenuhnya, sejenak melupakan keberadaan seseorang yang ada di sampingnya. Agatha tampak bahagia bisa bersanding dengan James. Di layar kaca, mereka terlihat kompak mengenakan pakaian berpasangan yang sangat indah nan simpel. Senyum keduanya cerah ketika membicarakan perihal bulan madu yang akan mereka lakukan. Tiga orang wanita berpakaian khas pelayan tetapi bernilai mahal juga menghiasi layar kaca. Mereka memperkenalkan diri sebagai pelayan pribadi Agatha. Dan memang sebelumnya Jonathan sudah melihat bagaimana berita yang heboh diperbincangkan ketika Agatha pertama kali datang ke Sun University setelah menikah. Sangat berbeda jauh dari biasanya, Agatha datang menaiki mobil mewah dan ditemani tiga orang pelayan. Jonathan menampilkan wajah masam tanpa diniatkan, mimik wajahnya terbentuk begitu saja seiring dengan perasaan tidak nyamannya melihat layar televisi yang menayangkan sesi wawancara di kediaman Hunt. Jonathan merasa tidak suka dan ... cemburu. Wajarkah dia masih merasakan cemburu ketika melihat Agatha bahagia bersama pria lain? Yang bahkan penyebab Agatha kini bersanding dengan pria lain adalah dirinya sendiri. Seharusnya Jonathan merasa senang melihat Agatha bisa menerima pernikahannya terlepas dari apa pun yang menjadi dasar pernikahan yang ia jalani. Jonathan juga seharusnya senang karena melihat Agatha yang baik-baik saja dan bahkan cenderung terlihat bahagia selepas pernikahan terpaksanya dengan James. Namun, entah mengapa Jonathan tak bisa mengontrol perasaannya sendiri. Sama sekali tidak ada perasaan senang ataupun lega melihat Agatha dapat hidup bahagia bersama pria lain. Semua yang ditampilkan oleh televisi menyakiti mata dan hatinya. Jonathan tidak suka jika Agatha bisa menerima James dengan suka cita, Jonathan tidak suka jika Agatha dapat hidup bahagia dengan pria lain, dan Jonathan juga tidak bisa menerima jika Agatha membangun rumah tangga dengan sebenar-benarnya rumah tangga bersama pria lain. Yang Jonathan inginkan adalah: Agatha berusaha untuk pergi dari hidup James dan mencoba untuk kembali padanya walau dirinya sudah menyakiti Agatha. Jonathan juga ingin agar Agatha tetap mencintainya walaupun dengan semua kesalahan yang telah Jonathan lakukan. Hanya itu yang Jonathan inginkan sekarang. Dirinya memang lebih mencintai Jessica dibanding dengan Agatha. Namun, Jonathan tidak rela bila Agatha berpaling darinya. Hanya dirinya yang boleh dicintai oleh Agatha. “Kau terlihat sedang cemburu?” seru Jessica ketika ia menyadari wajah masam di sampingnya. Bahkan kedua mata Jonathan menyorot tajam ke arah televisi dengan kening yang berkerut. Pertanyaan tersebut sukses membuat Jonathan tersadar dan langsung menoleh pada kekasihnya yang telah ia perjuangkan dengan sedemikian rupa bahkan hingga ia rela mengorbankan kekasihnya yang lain. Jessica tampak bertanya tanpa ada kecemburuan yang wanita itu tunjukkan. Jonathan tersenyum dibuatnya, Jessica memang bukan wanita yang pencemburu—apalagi jika wanita itu adalah Agatha. Menjadi kekasih gelap Jonathan selama satu tahun ke belakang telah membuat Jessica belajar jika ia harus membuang egonya sebagai wanita jika dihadapkan dengan Agatha. Karena komitmen yang pertama kali Jonathan ikrarkan ketika mereka resmi menjalin hubungan di belakang Agatha adalah bahwa Jessica boleh cemburu kepada wanita lain kecuali Agatha. Karena bagaimanapun, Agatha merupakan pihak pertama yang seharusnya lebih berhak akan diri Jonathan. Walau kini, Jonathan telah menumbalkan Agatha demi kepentingan Jessica. “Bagaimanapun Agatha menjadi kekasihku selama dua tahu belakangan ini. Kau mengerti bukan maksudku? Apalagi Agatha menikah dengan James adalah karena ulahku, hal tersebut membuatku merasa bersalah padanya,” ujar Jonathan seraya merangkul Jessica. Kini berita yang ditampilkan di layar kaca sudah berganti. Dan Jonathan tidak lagi tertarik untuk menonton. Jessica tersenyum kecut seraya mengangguk dan kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Jonathan. Sudah beberapa hari ini Jonathan ada di rumah pada malam hari, hal tersebut disebabkan Jonathan yang belum mendapatkan pekerjaan tambahan kembali usai dipecat di restoran. Katanya, Jonathan dipecat karena ulah sahabat-sahabat Agatha yang marah padanya. Jika saja bukan sahabat Agatha yang berulah, mungkin Jessica akan marah karena mendengar hal tersebut. Tapi ini sahabat Agatha yang bertingkah, rasanya mereka memang wajar jika melakukan hal tersebut karena Jonathan dan Jessica sudah menyakiti hati sahabat mereka. Walau Jessica sendiri tidak mempunyai sahabat, tetapi dia paham bagaimana orang-orang menjalin persahabatan yang katanya sering kali lebih erat daripada saudara kandung sekalipun. Agatha cukup beruntung karena memiliki sahabat-sahabat yang menyayanginya, tidak seperti Jessica yang sering menjadi korban pembulian di sekolahnya dulu karena tak bisa secemerlang Emily, kakaknya. “Sepertinya Agatha dan James sama-sama bisa menerima pernikahan mereka, lihatlah tadi pakaian yang mereka kenakan bahkan sama. Mungkin mereka telah berdamai dengan keadaan dam memutuskan untuk hidup normal seperti pasangan pada umumnya.” Sungguh kalimat yang diucapkan oleh Jessica membuat Jonathan bertambah tidak suka akan apa yang telah ditayangkan oleh televisi. Namun, ia harus mencoba untuk menutupinya karena walau Jessica tidak menimbulkan kecemburuan di wajahnya, bisa saja wanita itu cemburu. “Sudah seharusnya mereka hidup seperti itu. Dan dengan mereka yang hidup bahagia, kita jadi tak perlu merasa bersalah pada Agatha.” “Kau benar, John. Sebelumnya aku sangat takut jika James akan memperlakukan Agatha dengan kasar. Bahkan pria itu sempat menamparku saat dia menculikku untuk menuju ke gedung pernikahan saat malam hari. Ini semua gara-gara Emily! Seharusnya dia yang ada di posisi sulit, bukan aku ataupun Agatha!” Jessica mengeram penuh amarah karena mengingat kakaknya yang entah berada di mana. Semua rentetan tragedi dimulai dari ia yang diculik dan keesokan harinya dipaksa untuk menjadi pengantin, hingga ia harus menumbalkan sosok Agatha demi menyelamatkan dirinya—semua itu terjadi karena Emily yang kabur tanpa memikirkan apa-apa lagi. “Apa kau mengenal pria yang menjadi selingkuhan Emily?” “Aku sangat mengenalnya, John. Pria itu adalah salah satu teman Emily saat kuliah dulu. Dia sering kali datang ke rumah kami. Tapi belakangan ini dia tidak pernah datang, aku sempat mengira jika mereka sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Namun ternyata, mereka masih menjalin hubungan diam-diam.” “Siapa namanya?” tanya Jonathan lagi. Emily adalah sahabatnya, dan juga menjadi orang yang pertama kali mengenalkannya pada Jessica. Jadi merupakan hal yang wajar bila Jonathan ingin mengetahui tentang wanita itu. Selama ini Emily telah menjadi sahabat yang baik bagi Jonathan. Tidak mungkin bagi Jonathan untuk tidak peduli padanya. “Namanya Ludwig Baldrick. Dia bekerja sebagai pegawai di perusahaan yang ada di gedung sss lantai 15. Sebenarnya aku merasa heran, John. Kau tahu bukan bagaimana Emily membuat standar kehidupannya? Apakah Ludwig bisa memenuhi semua keinginan Emily?” Jonathan mengangguk, turut memikirkan apa yang dikatakan oleh Jessica. Emily adalah wanita sosialita yang gemar mengoleksi barang-barang bermerek dan bergabung dengan orang-orang yang berkelas. Dan selama ini, ia mendapatkan itu semua dari James Hunt. “Mungkin saja di akan menurunkan gaya hidupnya, apalagi dia yang akan menjadi seorang ibu. Kuharap dia bertambah dewasa sekarang.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN