Kemarahan Obbie

1044 Kata
Di sebuah rumah bergaya minimalis, seorang pria tercengang mendapati wanita yang sudah tidak asing baginya tengah duduk santai. Walau posisinya sedang duduk santai, tetapi wajahnya tidak menunjukkan jika wanita tersebut sedang menikmati waktunya dengan perasaan tenang. Jelas sekali ada raut wajah kecemasan di dalam matanya, apalagi wajahnya yang penuh dengan riasan yang sudah sangat tidak wajar untuk dilihat. Bersama kucingnya, Obie berjalan masuk lebih dalam ke rumah yang sekarang ia tinggali, yang tak lain adalah rumah Jonathan—sahabat yang tidak menganggapnya sebagai sahabat. “Jessica?” sapa Obie dengan kaget. Bukan tanpa alasan ia merasa kaget, pasalnya wanita yang Obie ketahui sebagai kekasih gelap Jonathan itu datang ketika Jonathan sedang tidak ada. Obie yakin jika sekarang Jonathan sedang bersama dengan Agatha. Karena saat dua insan itu pergi meninggalkan gubuk Agatha, sebenarnya Obie sudah bangun. “Hallo, Obie,” balas Jessica dengan senyuman yang sama sekali tidak sampai ke matanya. Obie melihat ke kiri dan ke kanan, lalu membiarkan Opie berkeliaran sedangkan dirinya mendudukkan diri di samping Jessica. “Apa yang sedang kau lakukan di sini?” tanya Obie dengan langsung. “Jonathan sedang pergi bersama Agatha, tapi aku tidak tahu mereka pergi ke mana.” Jessica menitikkan air mata setelah mendengar ucapan Obie. Sejujurnya ia merasa bersalah kepada Agatha. Ia telah merebut Jonathan, dan sekarang ia membuat Agatha berada dalam situasi sulit. Jessica memang menjalin hubungan dengan Jonathan dalam keadaan tahu bahwa pria itu telah memiliki seorang kekasih. Emily yang telah mengenalkan mereka berdua. Namun, karena telanjur menyimpan perasaan yang mendalam maka Jessica menerima saja ketika Jonathan yang memintanya untuk menjadi kekasih gelap. Jessica menatap Obie dengan mata sendu. “Jonathan yang membawaku ke sini, Bie.” Hal tersebut membuat Obie mengernyitkan keningnya penuh rasa heran. Bagaimana mungkin Jonathan yang membawa Jessica ke sini sedangkan pria itu seharusnya sedang bersama Agatha? Jika Jonathan bersama Jessica, lantas di mana keberadaan Agatha? “Tapi tadi pagi John dan Agatha berangkat bersama. Dan kau kenapa bersedih?” Tangis Jessica akhirnya pecah. Hari ini adalah hari yang sangat berat baginya. “Seharusnya aku menikah hari ini, tetapi John memaksa agar Agatha menggantikanku di pernikahan.” Terkejut. Obie menatap Jessica dengan tatapan tidak percaya, ada perasaan yang sulit dijelaskan menyeruak dalam rongga dadanya. Perasaannya terasa sakit, Agatha adalah seorang teman dan wanita yang baik. Obie tidak rela jika Jonathan memperlakukan wanita itu dengan tidak seharusnya. “Apa maksudmu? Bagaimana bisa kau akan menikah dan bagaimana bisa Agatha menggantikanmu?” “Kakakku mempunyai dua kekasih, dan sekarang dia sedang hamil. Kekasih pertamanya yang bernama James mengira jika anak yang dikandung oleh kakakku adalah anaknya, padahal bukan. Dan James bersikeras untuk menikah dengan kakakku,” ungkap Jessica dengan derai air mata. Obie terdiam beberapa saat sebelum berkata dengan pelan, “Jadi Emily sedang mengandung?” Jessica mengangguk dengan pasti. “Ya. Dia mengandung anak yang merupakan darah daging kekasihnya yang lain. Jadi semalam dia melarikan diri, hingga aku dipaksa untuk menggantikannya. Tapi ternyata semalam Emily menemui John dan mengatakan semuanya—“ “Dan tadi pagi John mengorbankan Agatha demi untuk menyelamatkanmu?” tebak Obie tepat sasaran. Tanpa mencoba untuk mengelak, Jessica mengangguk. Obie mendesis. “Sekarang di mana John?” “Di kama—“ Belum selesai Jessica menjawab, Obie sudah bangkit dan pergi menuju kamar yang ditempati oleh Jonathan. Tanpa banyak berkata, ia menerobos masuk tanpa perlu repot-repot mengetuk pintu. Dan tanpa ba-bi-bu, Obie langsung melayangkan tinju yang sangat kuat dan berulang-ulang pada sosok yang ia anggap sahabat. Jonathan yang semula sedang berbaring merasa kaget dan sontak saja membalas perbuatan Obie padanya. “OBIE! Apa yang kau lakukan!” “SEHARUSNYA AKU YANG BERTANYA SEPERTI ITU! KAU SELALU MENGHINAKU SEBAGAI GELANDANGAN TAPI KAU MEMILIKI SIFAT YANG LEBIH RENDAH DARIKU!” murka Obie seraya menarik kerah baju yang dikenakan oleh Jonathan dengan kasar. Jonathan meludahi Obie, ludahnya bercampur dengan darah yang diakibatkan karena luka sobek di sudut bibirnya. Dan luka tersebut ada karena ulah tangan Obie yang dengan lancang meninjunya. “Apa urusanmu? Tidak seharusnya kau mencampuri hidupku! Kau hanya pengemis yang menumpang hidup di rumahku!” bentak Jonathan yang terbawa emosi. Dan Jessica, ia melihat kejadian tersebut di pintu masuk kamar seraya menggigit tangannya sendiri. Perasaan takut, kaget, dan panik bercampur menjadi satu yang membuatnya tidak berani berkutik sama sekali walau hanya untuk sekedar memisahkan mereka. “Kau adalah pria paling b******k! Tidakkah kau sadar jika Agatha sangat mencintaimu?” maki Obie dengan berapi-api. Pertanyaan tersebut membuat Jonathan terdiam. Obie tersenyum kecut seraya melepaskan Jonathan. Ia menatap wajah orang yang telah berbaik hati berbagi tempat tinggal bersamanya selama ini. “Terima kasih karena telah mengizinkanku tinggal di rumahmu selama ini. Kau mengizinkanku tinggal di sini karena permintaan Agatha, bukan? Karena sekarang kau sudah menyingkirkan Agatha, maka sekarang saatnya aku untuk menyingkir.” Obie mendengus sebelum kemudian berbalik meninggalkan Jonathan yang masih saja terdiam. Di pintu, ia juga melewati Jessica yang tampak panik dan ketakutan. Obie tidak mengatakan apa-apa lagi, ia hanya mencari keberadaan Opie dan lalu menggendongnya dan pergi dari rumah milik Jonathan. “Opie, kita tidak boleh tinggal bersama dengan orang yang telah menyakiti teman kita. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah membantu Agatha dan mencari uang sebanyak-banyaknya.” Obie berbisik pada kucing yang ia temukan. Lalu keduanya berjalan pergi meninggalkan area rumah yang telah menjadi tempat mereka bernaung selama ini. Obie tidak ingin membawa apa pun barang-barangnya yang tertinggal di rumah Jonathan, mungkin nanti Jonathan akan membuangnya. Yang sekarang Obie pikirkan adalah bagaimana caranya agar ia bisa membantu Agatha. Apalagi Obie tahu jika James yang disebutkan oleh Jessica adalah James yang telah membunuh Fred dan Elena. Jelas Obie mengetahui hal tersebut karena ia mengenal Emily Rose. Sosok kakak dari Jessica tersebut pernah bertemu beberapa kali dengannya ketika ia bekerja di restoran. Emily beberapa kali datang untuk menemui Jonathan yang berstatus sebagai sahabatnya sejak masa sekolah dasar. Obie tidak menyangka jika Emily bisa melakukan ini semua yang mana hal tersebut berakibat fatal bagi kehidupan orang lain. Dan yang paling dirugikan dari perbuatannya adalah sosok Agatha. Wanita cantik itu pasti tidak bisa menjalani kehidupannya dengan baik. Apalagi dirinya harus tertekan karena menyadari jika dirinya menjadi istri dari pria yang telah membunuh orang tuanya. Tidak! Obie tidak akan diam saja. Ia sudah menganggap Agatha seperti keluarganya sendiri. Ia akan membantu Agatha, walaupun ia harus melawan seorang James Hunt sekalipun.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN