Seperti biasa gadis dengan aura boneka ini panik sendiri dan berjalan memutari kamarnya, isi otak Brielle hanya terisi dengan kekhawatiran tak berujung. Brielle makin ketar ketir tatkala Hans sama sekali tak menghubunginya. Jarum jam sudah hampir melewati pukul tujuh malam namun tetap tak ada tanda kehadiran Hans sampai saat ini. Brielle sudah pasrah di landa keputusasaan, ingin sekali Brielle memencet tombol hijau untuk memanggil Hans. “Aaaah, enggak mau. Aku nggak mau panggil kak Hans duluan, nanti aku di kira akunya yang agresif” gumam Brielle, ia menggigit jempolnya perlahan. Seketika Brielle teringat sesuatu, “Hei, sejak awal akunya yang udah agresif sama dia. Apa aku telpon aja ya biar hatiku tenang dikit?” gumamnya lagi. Brielle membuka kakinya lebar-lebar kakinya dan menatap ta