Sudah lebih dari tujuh hari sejak kepergian kak Hans ke Amerika, sejak saat itu pula aku berusaha untuk tetap menjalani kehidupanku semestinya. Kak Hans tak pernah berhenti memberiku semangat setiap pagi dan malam, aku pun melakukan hal yang sama padanya. Kepergian kak Hans yang mendadak itu meninggalkan banyak hal yang mengganjal untukku, jujur saja aku kurang bersiap diri saat kak Hans pergi sampai sekarang. Aku masih sering datang ke rumah sakit untuk membawakan makanan tapi aku sering kesepian saat menemani rekan dokter makan, seakan-akan rumah sakit terasa lebih hampa tanpa kehadiran kak Hans. Setiap aku pergi ke café Bean tempat favorit kak Hans, aku merasa lebih kesepian dari sebelum bertemu dengannya. Rasanya hidupku telah terisi penuh dengan bayangan kak Hans, ketidakhadirnya di