52 - end

969 Kata

    Ophelia diam membisu sejak dua jam lalu.  Air matanya telah mengering karena ia tumpahkan. Kini ia meratap dalam diam. Dunianya menjadi kelam seketika. Putri yang ia tunggu kehadirannya kini telah pergi, menyisakan rasa kehilangan yang begitu mendalam. Hampa, itulah yang Ophelia rasakan saat ini.  Ia merasa tak ada gunanya lagi ia hidup.  Dunia tidak pernah mengizinkannya bahagia dalam waktu yang lama. Selama ini ia kuat dan bertahan demi putrinya, dan sekarang ia telah kehilangan janinnya. Ia terpuruk, jatuh dalam rasa sakit yang tak bisa ia atasi. Ophelia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak menjaga calon anaknya. Ini semua kesalahannya, ya, salahnya. Ia tidak peduli pada sekitarnya.  Ia bahkan mengabaikan keberadaan Aexio di sebelahnya. Tenggelam, terkurung dalam kesedihan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN