Hana sedang berbaring di tempat tidurnya sambil memainkan ponselnya. Meskipun sedang memainkan ponsel, tetapi pikirannya menerawang jauh, mengingat semua kejadian-kejadian yang selama ini terjadi di hidupnya. Patah hatinya dengan Lutfi, pertemuannya dengan Adam, hingga ta'arufnya dengan Zafran. Ia tak menyangka bisa dampai ke tahap ini setelah patah hati yang ia alami. Mengingat masa-masa itu, Hana merasa sungguh sangat bodoh bisa menyimpan perasaan yang terlalu dalam pada seseorang yang belum halal baginya. Ia pun salah mengartikan sikap Lutfi padanya saat itu, sehingga ia merasakan sakit yang amat sangat ketika harapan tidak sesuai dengan kenyataannya. Ia bersyukur meskipun pernah mengalami saat-saat berat, tetapi Allah menghadirkan orang-orang terdekat yang senantiasa menye