Siang itu, cahaya matahari Paris menurun lembut di atas Golf de Saint-Cloud, menyinari meja makan outdoor tempat Antika duduk bersama tiga temannya yaitu Madame Léonie, Camille, dan Inara, para sosialita muda yang menikah dengan diplomat, akademisi, dan pengusaha besar.
Mereka sedang menikmati déjeuner tardif, salad, coquilles, jus segar, dan angin musim gugur yang manis.
“Okay, listen, girls,” ucap Léonie sambil merapikan sunglasses-nya, “summer break is almost here, kita harus plan liburan. My husband akan ke Berlin minggu depan. So I’m freeeee.”
Camille mengangkat tangan. “Pierre ke New York tiga minggu. Aku butuh udara baru. Literally.”
Inara menyeringai. “My husband stuck di Marseille for a conference. Jadi aku juga free. Question is… kita mau ke mana, mes chéries?”
Antika tersen
