Sebenarnya bukan Nagara yang membuat Antika jatuh sakit, melainkan cuaca Roma yang berubah-ubah sejak sore, angin dingin yang naik dari sungai Tiber dan menampar tubuhnya setelah keluar dari gedung pameran. Namun Khairel, dengan imajinasi kanak-kanaknya yang terlalu tajam, justru mengira Mamanya menangis karena “Papa jahat”. Akibatnya, sepanjang pagi itu Antika hanya bisa berbaring di ranjang suite, pipinya memerah oleh demam ringan, sementara Khairel melekat seperti magnet kecil di sisinya, menjaga seolah seluruh Roma bisa runtuh jika ia melepaskan tangan Mamanya. Rencana wisata mereka dari Colosseum, Fontana di Trevi, Piazza Navona semua lenyap begitu saja, digantikan dengan kehangatan kamar hotel dan suara napas kecil anak yang terus memeriksa Mamanya setiap lima menit. “Hei, Khai… ja

