Tentu saja Nagara tidak main-main. Mereka tiba di Paris menjelang malam, ketika langit berubah warna dari oranye ke ungu tua, menyisakan cahaya senja yang menari di permukaan Sungai Seine. Mobil hitam yang membawa mereka berhenti di depan sebuah apartemen tinggi di jantung kota, di mana jendela-jendelanya memantulkan bayangan menara Eiffel yang berkilau di kejauhan. Begitu pintu dibuka, aroma mawar dan hujan musim semi menyambut mereka. Antika terpesona dengan setiap sudut ruangan terasa seperti lukisan yang hidup dengan lantai kayu mengilap, lampu gantung kristal yang menggantung lembut, dan tirai tipis yang menari tertiup angin malam dari balkon yang terbuka. Ia merebahkan diri di atas ranjang besar berselimut linen putih, tengkurap sambil menatap keluar jendela. Dari sana, Paris tampak

