Kimora dapat merasakn bagaimana tangan Mario saat itu terus saja bergerak. Memijat mulai tengkuk, lalu pelan-pelan turun ke bahu. Berlama-lama di sana untuk beberapa saat, sebelum akhirnya berpindah tempat. Tahu-tahu malah menyasar ke bagian depan. Lalu berhenti tepat pada kedua d**a Kimora yang masih tertutup rapi oleh bra berwarna hitam yang wanita itu kenakan. "Mario!" Kimora langsung terkesiap. Karena merasa benar-benar terkejut dengan apa yang baru suaminya lakukan, ia lantas melayangkan protes saat itu juga. "Jangan macam-macam!" Sembari terus memegangi kedua d**a Kimora, Mario memajukan wajah. Mendekati telinga sang istri, lalu berbisik begitu pelan. "Aku tidak macam-macam, Kimora. Aku hanya ingin membuatmu nyaman. Lagi pula, aku sudah meminta izin untuk menyentuhmu, bukan?"