"Kita harus merangkul semua rasa sakit dan membakarnya sebagai bahan bakar untuk perjalanan kita. Karena jiwa tidak akan memiliki pelangi jika mata tidak memiliki air mata." "Kamu sengaja melakukannya kan?" John menatap lekat pada Kiara, di mana wanita kekar itu hanya bisa memberikan cengiran saja. "Tentu saja tidak," bantahnya. "Jika memang tidak, mengapa kita tidak menemukan toko pakan ternak yang kamu maksudkan?" John menatap Kiara penuh selidik. "Aku sangat yakin kita hanya perlu berjalan lurus, belok kiri lalu yang kita tuju berada di samping kanan." Kiara menjawab sembari tersenyum canggung. Daniel yang berdiri di depan mereka menghela napas panjang, sudah lelah dengan ocehan Kiara yang sama sekali tidak konsisten, tidak efektif dan tidak bisa dipercaya. Wanita kekar itu, meski

