Setelah obrolan cukup serius beberapa saat lalu yang dilanjut dengan makan malam, kini Bani mengajak Dinda untuk berbincang serius tapi santai di balkon sambil menikmati semilir angin malam yang bertiup dari ketinggian mereka di lantai dua puluh. Amunisi yang tadi dibeli kedua anak remaja itu sudah digelar di lantai balkon. Iya, amunisi yang dimaksud merupakan makanan-makanan ringan beraneka ragam. “Kayaknya gue salah deh beli ginian, yang ada lo malah fokus makan bukannya dengerin gue nanti,” sesal Bani begitu melihat Dinda sudah mulai membuka bungkusan keripik kentang padahal belum mulai apa-apa. Bahkan mereka baru saja mendaratkan b****g mereka di atas lantai marmer balkon. Dinda memamerkan cengiran tapi tangannya tetap tanpa merasa berdosa meneruskan usahanya untuk membuka bungkusan