Cahaya matahari pagi mulai menyusup dari celah jendela kecil pada dinding gudang, menyorot langsung pada wajah Abigail, yang kini tengah berbaring di atas lantai dingin tempat tersebut. Abigail meringis saat ia menggerakkan tangannya yang terikat. Wanita itu berusaha bangun dari posisinya dan duduk dengan punggung yang ia sandarkan pada pilar tinggi di belakangnya. "Bagaimana tidurmu?" tanya suara bariton yang kini sedang duduk di atas kursi lipat, tepat di hadapan Abigail. Abigail hanya mendelik dan membuang muka ke sisi lainnya, saat ia melihat wajah tampan dengan raut menyeramkan di hadapannya itu. Tiba-tiba saja, rasa mual menghampirinya kembali. Abigail berusaha sebisa mungkin menekan rasa itu, agar William tidak menyadari soal kehamilannya. Tetapi sayangnya ... sekuat apapun ia m