Kaki Abigail berhenti saat memasuki mansion berwarna putih dengan furnitur-furnitur tertata sangat rapih di dalamnya. Berbagai peralatan canggih begitu saja tersuguh dengan apik dalam mansion tersebut. Setibanya di ruang utama, Rhys bertepuk tangan dua kali. Abigail yang berdiri di belakang Rhys mengerutkan dahinya melihat apa yang dilakukan suaminya itu. Tak begitu lama seorang wanita yang tidak terlalu tua terlihat setengah berlari dari dapur dan menghampiri Rhys. Wanita berpakaian pelayan itu membungkukkan tubuhnya untuk memberi hormat. "Selamat datang, Tuan dan Nyonya De Barrak." Sambutnya. "Dia, Zoya. Pelayan yang aku ceritakan kemarin. Zoya akan membantumu dan melayanimu di sini. Katakan apapun yang kau inginkan dan Zoya akan memenuhinya," ujar Rhys seraya menoleh ke arah Abigail