"Selamat pagi, Sayang," sapa Rhys sembari menggendong putri kecilnya. Pria itu membungkukkan sedikit tubuhnya, lalu mencium bibir istrinya dengan singkat. Abigail yang baru saja terbangun, hanya tersenyum dan memilih tetap berbaring sejenak karena tubuhnya yang terasa sangat sakit. "Itu bayi kita, Rhys?" tanya Abigail dengan suara yang masih terdengar lemas. Rhys menganggukkan kepalanya. "Putri yang sangat cantik, seperti dirimu." "Aku ingin menggendongnya, Rhys." Dengan perlahan-lahan, Abigail bangun dari posisinya, lalu duduk bersandar pada sandaran brankar yang sudah dinaikkan. Rhys segera memberikan bayi perempuan itu pada ibunya dengan hati-hati, lalu ia pun duduk di tepi brankar. "Ya Tuhan, cantik sekali," gumam Abigail. Tanpa terasa, satu tetes air matanya jatuh, tepat saat ta