Rencana resepsi pun mulai disusun. Rion menikmati antusias Naina dan Ranti untuk menyiapkan segala kebutuhan. Mulai dari sewa gedung, catering, undangan pernikahan, juga busana pengantin yang sangat dia nantikan. Tidur kemarin sampai larut hingga pagi ini, Rion membiarkan Naina bersandar di lengannya. Masih berlindung dalam pelukan meski pagi sudah menjelang. "Sayang, bangun! Subuh dulu!" bisik Rion, mencium puncak kepala Naina. Tak terusik, pelan-pelan Rion mengangkat lengannya yang menjadi bantal tidur Naina. Pria itu menyamankan duduk, bersandar sambil memeriksa ponsel. Pesan masuk dari seseorang yang sudah lama tak terlihat batang hidungnya. Kennichi. [Apa aku punya utang padamu?! Kenapa mengirimiku banyak pesan? Kamu mau menerrorku?! Aku sampai memasukkan kontakmu ke spam email-ku