Hanum yang terlebih dahulu menuju pintu sementara Bahran pergi ke kamar mandi. ia kira itu mamanya yang mengetuk pintu. " Kak Cintia .." seru Hanum tertahan, ia melihat Cintia menatapnya sinis. " Kamu keterlaluan ! " jerit Cintia sambil mengangkat tangannya, sebelum tangan Cintia sampai ke pipi Hanum. Bahran buru buru meraihnya. " Cin...jaga sikapmu. Mama lagi sakit " ujar Bahran sambil menyembunyikan Hanum di belakangnya. Cintia memukul d**a Bahran dengan tangannya satu lagi. Hanum hanya bisa tertunduk mendengar keluhan sang kakak. " Kamu bilang kalian akan bercerai dan dulu kamu berjanji tidak akan pernah satu kamar dengannya, sekarang apa ? tega kalian berdua berkhianat padaku " Cintia mulai terisak. Hanum mengangkat kepalanya dan melihat Bahran tengah memeluk Cintia. Ia pamit kel