Hanum menarik tangan suaminya ke dalam kamar. Tadi tanpa meminta pendapatnya, Bahran memberikan lampu hijau pada Reymon untuk merekrut dirinya sebagai wakil CEO. " Kenapa sayang, ini masih terlalu siang...." komen Bahran saat dirinya di dudukkan di tepi ranjang. Ia menaikkan turunkan kedua alisnya dan tersenyum menggoda. Hanum memukul kepala suaminya dengan majalah yang dipegangnya. Tadi Reymon memberikan sebuah buletin tentang profile CEO baru itu. " Bukan itu ! " sungut Hanum. Ia berkacak pinggang. " Apa apaan kamu kak, aku nggak mau terlibat dalam bisnis keluarga kalian. Sudah berapa kali aku dituduh sebagai penyusup. Apa aku salah kalau aku kenal kompetitor perusahaan " " Tenang dulu sayang, duduk dulu " Bahran mengajak istri duduk disebelahnya. Ia merangkul bahu Hanum. " Awal