“Biar saja tetap seperti ini, jangan lakukan apapun. Aku tidak ingin kehilangan dirimu. Aku tidak boleh kehilanganmu, Irna..” ucap Fredian pada Irna. Fredian memutar tubuhnya, berdiri memunggungi Irna. “Boleh aku bertanya satu hal padamu?” Tanya Fredian padanya. “Apa itu?” “Selama ini pernahkah kamu mencintaiku?” Fredian menoleh ke samping, menunggu jawaban dari Irna. “Bahkan sampai detik ini rasaku masih sama. Aku mencintaimu.. aku tidak bisa merelakan dirimu.” Irna berdiri dari tepi ranjang lalu memeluk Fredian dari belakang. “Maafkan aku.. aku tidak bisa berbuat apa-apa saat Peter menyentuhku. Tubuh kami selalu terhubung satu sama lain. Takdir ini bisakah aku merubah semuanya?” “Aku yang terlalu bodoh, seharusnya sejak awal aku bisa mengetahui kenapa Peter mengatur pertemuan kita di