Diam-diam Irna mengeluarkan kuku runcingnya. “Lebih baik tidak memiliki kenangan, jika yang aku lihat hanya kesakitan yang tak pernah aku temukan di mana obatnya!” Sekali tebasan dari kuku Irna leher Peter langsung terkoyak. Pria itu perlahan menarik tubuhnya dari atas tubuh Irna sambil meraba lehernya. Tubuh Peter jatuh dan roboh di lantai kamar. Darah dari tubuh itu mengalir dan menggenang di sana. Irna memejamkan kedua matanya, air matanya berderai. Dia tidak bisa menyalahkan siapapun. Memang ini yang sudah dia tahan sejak dia mengetahui kebenaran pahit dari bibir Peter. Peter berakhir dalam kematian, maka dia pun sama. Irna juga melepaskan sisa hidupnya detik itu juga, menyusul Peter. Dua tubuh Irna dan Peter lenyap menjadi serpihan kelopak bunga kering. Kamar di mana Peter dan Irna m
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari