Irna merasa situasinya semakin rumit, Irna ingin menghubungi Fredian tapi sepertinya pria itu sedang marah padanya. Kini Irna hanya bisa berdiri di dalam kamarnya sambil berpikir keras untuk menemukan solusi yang tepat dalam mengatasi masalah tersebut. “Jika saja Fredian ada di sini. Tapi foto Fredian terpajang di ruangan presdir, fotoku juga ada di sana. Hanya saja wajahku lebih mirip Nira, sementara Fredian mirip dengan Alfred.” Bisik Irna di dalam hati. “Nyonya Nira?” Tegur manager tersebut lantaran Irna hanya berdiri memasang wajah panik. “Baru kali ini aku merasa tidak percaya diri sama sekali. Padahal sebelum-sebelumnya aku merasa baik-baik saja saat berhadapan dengan manusia.” Mengulang ucapan dalam hati, Irna masih terpaku dalam pemikirannya sendiri. Wanita itu tidak kunjung me