“Luke, bangun ... kamu tuh betah sekali kalo tidur. Jim tuh, temenin dulu. Aku mau siap-siap, sebentar.” Beberapa tepukan di bahu Luke, tidak berhasil membuat pria yang ber status sebagai ayah itu terbangun. Justru, Luke semakin erat memeluk bantal guling empuknya. “Luke, aku hitung sampek tiga ya? Jika kamu tetep nggak mau bangun, terpaksa aku siram!” Brughh! Luke menarik tangan wanita tadi, hingga wanita itu jatuh dalam pelukannya. “Mamanya Jim, kok tambah galak sih? Nanti, cantiknya ilang,” goda Luke sambil menciumi rambut wanita yang paling dia cintai karena sudah melahirkan seorang putra mungil bernama Jim yang melengkapi hidupnya. “Lepasin Luke, kamu bau!” sungut wanita itu yang tak lain adalah, Anna, “mandi sana. Jangan lupa hari ini kita mau ke mana!” lanjutnya dengan kesal m

