Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Gita tak tahu apa yang terjadi karena beberapa saat yang lalu kepalanya terasa begitu berat dan ia tak sadarkan diri. Ketika ia membuka mata, samar-samar ia melihat ruangan putih. Hidungnya mulai membaui aroma obat. Dada Gita bertalu gaduh sekali di bawah tulang rusuknya. Ia pasti berada di rumah sakit. "Mbak ... aku baik-baik aja," kata Gita seraya mencoba bangun dari brankar. "Kamu rebahan aja, dokter mau periksa kamu," ujar Astrid. Gita terkesiap. Ia menyeka keningnya yang basah oleh keringat dan darah. Pasti karena ia terguling dari anak tangga tadi. "Dokter, cepat! Kakak ipar saya baru hamil muda. Dia jatuh dari tangga yang tinggi, tolong periksa kandungannya!" Astrid bicara dengan nada pilu sambil memegangi tangan Gita. Gita menggeleng, tetapi kepalanya ditahan oleh perawat yan
