"Ah yang benar saja!" Umpat Allura kesal. Tangan panjangnya itu perlahan mulai memijit kepalanya yang pening. Sudah sejak tiga jam yang lalu ia berkutat dengan tulisan-tulisan yang tertera jelas di layar leptopnya. Tapi selama itu pula ia tidak mendapat jawaban yang ia inginkan. Ditengah kekesalannya itu, tangan panjang dan besar tiba-tiba saja merengkuh tubuhnya dari belakang. Allura terdiam membeku. Tanpa menolehpun ia sudah tau bahwa Raefalno yang melakukannya. "Apa yang mengganggumu hm?" Tanya Raefalno pelan. Dengan sisa kesadarannya, Allura buru-buru melepaskan rengkuhan Raefalno. "Ti-tidak ada," Raefalno menaikan sebelah alisnya mendengar jawaban Allura. "Benarkah?" "Ya b-benar," jawab Allura terbata. Wanita itu kembali mengalihkan fokusnya pada tulisan di depannya. Meskipun