BAB 12 Elang menghela napas berat sembari menghempaskan punggungnya secara kasar di jok mobil. Benar juga, memang dia mengharapkan apa dari semua ini. Dari awal, keadaan antara dirinya dan Rifka terlalu kontras, benar-benar bagai langit dan bumi yang sesungguhnya. Brmm. Elang memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit, berharap rasa sakitnya juga tertinggal di belakang sana. [][][][][][][][][][] Sementara itu di ruang kamar Rifka, terjadi keributan kecil. Wajah Rifka masih terlihat pias dengan mimik marah bercampur kaget menjadi satu. Andi dengan memasang wajah memelas mencoba memohon maaf dan meminta pengertian dari Rifka. "Benar Rif, aku benar-benar tidak sengaja. Serius. Gejala sakit kepalaku ini semakin aneh saja semakin hari.