Sesampainya Denias di sebuah halaman tempat yang menjadi tempatnya beristirahat, ia melihat bahwa Endy sudah duduk di teras tempat tersebut. Sembari mematikkan sebatang rokok, Endy tersenyum sinis menatap kearah Denias. Denias pun melangkah dengan langkah kaki yang cukup berat, Endy melambaikan tangannya seakan meminta Denias untuk berjalan lebih cepat. “Cepatlah,” teriak Endy, Denias pun sedikit berlari menuju tempat dimana Endy duduk. Endy beranjak dari tempat duduk itu, lalu Endy berdiri dan tetap menunggu langkah Denias untuk mendekat kepadanya. “Darimana saja kau? Lama sekali,” keluh Endy, sorot mata sayu Denias terlihat sangat merasa kelelahan. Napas Denias pun terdengar tersengal hebat, “duduklah,” titahnya kembali. “I-iya Papa.” jawab nya sembari duduk di atas kursi santai yang