Setelah meletakkan zipper bag di atas meja, aku berjalan mendekati brankar Mas Danu. Kupikir dia tidur, sebab dari awal masuk nggak ada pergerakan dan matanya memejam. Tahu-tahu saat berniat menyentuh plaster perban di kepala, tanganku tiba-tiba ditangkap kemudian digenggam erat. Nggak lama kemudian dia bersuara, "Kupikir kau tidak datang. Terima kasih, Azkia." Selanjutnya Mas Danu menatapku, tersenyum tipis yang mana berhasil membuatku salah tingkah. "Kenapa bisa kecelakaan?" tanyaku setelah menggeret kursi ke sisi brankar. Dia mendapat luka di kepala, lengan dan buku-buku jari. Nggak parah sepertinya karena hanya balutan kecil. "Lama tidak membawa motor, lalu diserempet motor lain. Syukurnya kondisiku tidak parah, tapi motornya agak parah. Sebenarnya tidak sampai dirawat juga, tapi a