BAB 65 – Danuaji; Proposal Lamaran

1754 Kata

"Apa ini?" tanya Eyang begitu aku menyodorkan kotak beludru warna maron di atas meja. Tangan beliau bergerak mengambil, untuk itu sebelum dibuka aku tidak akan menjawabnya. Sebab jawaban ada setelah kotaknya dibuka. "Jangan terlalu sering ke rumah. Bukannya kasus yang kamu tangani sekarang cukup rumit? Harusnya kalau sibuk, waktu mengunjungi Kia bisa dikurangi. Fokus pada satu hal saja. Jangan lakukan keduanya." "Azkia sama pentingnya. Lagi pula tidak usah khawatir, saya bisa membagi fokus, Yang. Antara pekerjaan dan percintaan, keduanya harus jalan." Aku menyandarkan punggung dengan posisi duduk yang agak merosot. Jas masih melekat di tubuh. Harusnya tadi kutanggalkan supaya tidak kumal, tapi lupa. Sekarang untuk sekadar berdiri saja rasanya malas sekali. Interogasi hari ini berjalan tid

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN