Wyne membuka balkon dan membawa dirinya ke pembatas besi hingga akhirnya menumpukan seluruh berat badannya di sana. Sebelah tangan berada di telinga. Menahan ponsel yang sedang menghubungkannya dengan Arif. Sekali lagi, wanita itu menghela napas berat. Sejak seminggu ini ia selalu menghela napasnya seperti itu saat tidak ada keluarga Padmaja di sekitarnya. Sementara jika ia berada di tengah-tengah mereka, yang Wyne lakukan hanyalah menunduk. Bagaimana tidak menunduk karena dirinya lah yang dulu menolak lamaran Om Rama dan Tante Naya berkali-kali saat kedua orang tersebut menemuinya di belakang Shakka dan sekarang dia benar-benar menjadi istrinya Shakka tanpa perlawanan. “Halo,” sapa Wyne pada sang sahabat. “Halo? Lo sehat?” tumben-tumbenan Wyne pake halo segala. Wyne menggeleng. Dirinya