62

2009 Kata

Wyne tau ia terlambat untuk kelas paginya tapi wanita itu sama sekali tidak bergeming. Bias sinar matahari yang menembus gorden jendelanya membuat manik wanita itu yang berwarna coklat tua menjadi lebih terang. Pagi ini ia terbangun tanpa bantal di ranjangnya. Sudah biasa seperti itu. Untung bukan tubuhnya yang berada di lantai sana menggantikan posisi sang bantal. “Gue normal,” ucap pria itu di hari ketika dia menyita cincin milik Wyne seolah mereka masih berada di Bina Bangsa dan Shakka adalah salah satu anggota OSIS yang bertugas merazia seluruh siswa dan siswi. Ya tentu saja dia normal. Wyne bahkan sudah membuktikannya sendiri. “Lo juga akan dapat kehidupan pasangan normal kaya yang lo idam-idamkan saat sama Agwa kalo lo sama gue, Wyn..” Wyne memejamkan mata, tidak ingin mengingat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN