Jantung Safia masih berdebar-debar tidak karuan. Meski kini keduanya telah berada di dalam mobil, tetap saja rasa khawatir tak dapat dia enyahkan. Perasaan Safia tidak enak dan menebak jika Arya datang ke kantornya sengaja untuk mencarinya. “Memangnya Si Arya sering ke kantormu, Saf?” tanya Kania yang berada di balik kemudi. Menjalankan mobil meninggalkan Raha Kosmetik dengan ekor mata yang seseksi memperhatikan spion takut-takut andai Arya nekat membuntuti. “Dia memang sering datang untuk menjemput Wina. Tapi kan Wina sudah tidak bekerja di kantor dan aku yakin sekali Mas Arya juga tahu akan hal itu.” “Aku tebak jika dia pasti ada sesuatu yang direncanakan untuk kembali mendekati kamu, Saf. Secara ... Wina sudah tidak ada jadi yang diincar siapa lagi jika bukan kamu. Dengan status kamu

