"Safia! Rindu banget tahu nggak sih sama kamu!" Kania yang histeris lantaran bisa juga bertemu kembali dengan sahabatnya, begitu saja langsung memeluk Safia dengan sangat eratnya. "Kania! Lepas, ih! Aku nggak bisa napas ini," protes Safia yang memang kesulitan gerak gara-gara Kania terlalu erat memeluk tubuhnya. Kania hanya nyengir. "Maaf ... maaf. Ayo duduk. Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu." "Apa?" "Banyak." Kania menyeret Safia untuk duduk di salah satu set meja kursi yang telah di booking. Minuman pun telah tersaji. Malam ini Kania mentraktir Safia untuk makan di resto yang menyajikan menu khusus steak. Tempatnya private dan cocok untuk mereka bercerita banyak tentang hal pribadi. "Aku sudah pesan makanan kesukaan kamu." "Terima kasih, Kania. Kamu memang sahabat te

