"Gue gak jenggotan kok. Itu bocah kematian liat jenggotnya siapa?" Javas berdiri di depan cermin di depan wastafel yang terletak di dalam ruang prakteknya. Javas memperhatikan rambutnya sambil menyisirnya dengan kedua tangannya ke berbagai sisi. Hal ini pun sontak membuat Edgar kebingungan, Edgar pun berbicara dalam hati,'Si sableng kenapa lagi coba...' Edgar pun menghela nafas panjang sebelum memberanikan diri bertanya, "Dokter kenapa?" Mendengar pertanyaan asisten sekaligus juniornya itu, Javas pun langsung mengalihkan pandangannya dari kaca dan menatap Edgar dengan wajah panik, "Ed, emang saya udah ada uban?" Edgar mengkerutkan alisnya, "Uban?" Javas mengangguk sambil mendengus kesal. "Iya, uban. Masa kamu gak tau uban sih. Itu rambut yang warnanya putih." Edgar menggaruk kepalany

