Saat Dean mendatangi Javas, Dean meninggalkan sebuah foto Reika di meja kerja dalam ruang praktik Javas. Ketika Javas kembali ke ruangannya, Javas terpaku memandangi foto Reika yang ditinggalkan oleh Dean. Javas terdiam, matanya tidak berhenti memandangi wajah yang kini terlihat sayu itu. Hatinya teriris-iris sebilah pisau tak kasat mata melihat foto itu. Reika yang ada di dalam foto itu sangat berbeda dengan Reika yang ia ingat. Wajah itu jauh lebih tirus. Ada sedikit lingkaran hitam dibawah mata Reika. Mata yang biasanya berpendar ceria kini nampak kosong. Namun Javas berusaha mengeraskan hatinya. Javas berlari sejauh ini bukan tanpa maksud. Javas memilih menyerah karena ia yakin bahwa Reika akan bahagia jika ia hidup bersama dengan pria yang mencintainya dan direstui oleh keluarganya.

