Juwita menatap layar laptopnya lama sebelum membuka email dari Liam. Begitu membaca isinya, ia menarik napas panjang. Permintaan itu datang bersamaan dengan jadwal pertemuan berikutnya. Ia tahu, tentu akan ada pertemuan lain setelah ini—apalagi sejak Billy mengonfirmasi bahwa si kembar resmi menjadi klien barunya. Wajar bila pria itu ingin membahas kelanjutannya. Ia sudah mengatakannya sejak pertemuan pertama. Namun, Juwita tak yakin dirinya siap menghadapi semua ini—apalagi dengan kenyataan yang menyangkut Dikara. Membayangkan dirinya harus memberi tahu anak-anak bahwa ia tahu siapa ayah mereka saja sudah membuat dadanya sesak. Tapi kali ini, sepertinya ia tak punya pilihan. Pengacara Dikara akan terus menindaklanjuti urusan itu, apa pun pendapatnya. Untungnya, masih ada beberapa minggu

