Dikara memperhatikan gerak-gerik Billy di sekitar ruangan itu dengan dahi berkerut. Cara Billy bertingkah hari ini benar-benar di luar dari kebiasannya. Ia tampak gelisah, mondar-mandir, dan tak tenang. Padahal, biasanya Dikara-lah yang bersikap demikian. Jelas saja, hal itu membuat Dikara menatap sang sahabat dengan bingung. Pasti ada sesuatu yang membuat Billy marah, tapi ia tidak tahu apa yang terjadi. Apakah ia menjadi pemicunya atau hal yang lain? Entahlah … Tak lama kemudian, Billy meletakkan selembar print kertas di atas meja Dikara. Ia tidak berkata apa-apa, hanya menatap singkat sebelum berbalik. Dikara membaca lembar itu yang mana tertulis nama Liam sebagai pengirim, tetapi isi tulisan berasal dari Juwita Lestari. Rupanya, Liam sudah meneruskan pesan itu kepada Billy, dan kini D

