Billy tengah duduk di tepi ranjang sembari mengenakan sepatu. Ia tengah bersiap-siap untuk menuju Tasikmalaya. Raut wajahnya sedikit menunjukkan ketidaksukaan. Sebab travel yang ia pesan mengalami kemoloran waktu. Sebenarnya ia bisa saja menyewa mobil dan supir pribadi agar bisa tiba disana lebih awal, mungkin tidak lebih dari pukul empat sore. Tapi itu tidak akan mengubah banyak hal. Pertemuan tetap harus dijadwalkan keesokan harinya karena sudah waktu anak-anak sekolah pulang. Dan fakta itulah yang membuat dirinya sedikit frustasi. Ana yang sudah berangkat ke pengadilan pagi ini, sempat mendoakan keberhasilannya—dan seperti biasa, menambahkan pesan agar suaminya itu menyampaikan pada Juwita untuk tidak menyerah dan tetap teguh pada pendiriannya. Mendengar itu, Billy sempat mendengus. S

