Rasa penasaran Xabiru masih belum tertuntaskan sejak pertemuannya dengan Grey beberapa waktu lalu. Ditambah bibir tipis manis menggoda nan ranum yang semalam sudah dijamah membuat Xabiru semakin penasaran.
Pria muda yang memiliki tinggi 180cm itu masuk ke dalam kamar Grey setelah melihat suaminya pergi. Bodo amat jika nanti Bastian datang, ia harus menuntaskan rasa penasaran demi menjaga kewarasan jiwanya.
Masuk ke dalam kamar Xabiru disambut suara tangisan wanita. Ia mengerutkan dahi, melongok lebih dalam dan disuguhkan pemandangan yang sangat mengejutkan. Grey berbaring dengan tubuh polos dan menangis dengan tatapan kosong.
Xabiru membuka mata lebar-lebar, melihat tubuh mulus Grey yang sangat menggoda. Darahnya bahkan langsung berdesir hebat dan bagian dalam dirinya bangkit. Bayangan liar langsung memenuhi otak membuat Xabiru ingin mendekat, tapi Grey sudah lebih dulu melihat dirinya.
"Kenapa kamu disini?!" Grey berteriak kaget, ia buru-buru menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Ia sama sekali tidak menyangka jika akan ada pria lain yang masuk ke kamar itu selain suaminya.
"Ah, aku sepertinya salah masuk kamar. Maaf, Nona. Aku permisi," kata Xabiru menjawab asal, ia segera berlalu begitu saja karena merasa tak tahan melihat Grey. Wanita itu sangatlah menggoda sekali, Xabiru jadi membayangkan bagaimana jika wanita itu mendesah di bawahnya. Pasti sangat memuaskan sekali.
"Aku harus mulai mendekatinya," batin Xabiru tersenyum licik.
***
Grey menjalani malam yang sangat kelabu setelah suaminya berpamitan akan meninjau pekerjaan di daerah yang letaknya tak jauh dari hotel. Pria itu sepertinya sudah tidak punya empati sama sekali hingga tidak peduli meski Grey terang-terangan marah. Meski menawarkan apakah Grey mau ikut, tapi Grey tau itu hanya basa-basi saja.
Grey mengemasi bajunya dan berniat pulang besok pagi. Ia tidak peduli jika nanti Bastian marah, pria itu juga bersikap seenaknya saja kepada dirinya.
"Sudah cukup aku sabar selama ini, kalau bukan karena Ayah, aku pasti akan benar-benar meminta cerai," gerutu Grey seraya menyeret kopernya meninggalkan kamar.
Disaat yang bersamaan pintu kamar hotel yang berada tepat di depan kamar Grey juga terbuka menampakkan sosok Xabiru di sana. Pria itu menggunakan kemeja putih yang tak terkancing utuh membuat d**a bidangnya terekspos. Grey memalingkan wajah, pria ini sudah membuatnya sangat kesal.
Xabiru menyeringai senang, malam ini ia berniat untuk mendekati wanita ini dan ternyata sudah bertemu lebih dulu. Dewi Athena sepertinya sedang berpihak padanya saat ini.
Grey hanya melirik pria yang dianggap c***l itu malas. Ia langsung menyelonong pergi begitu saja tanpa ingin menyapa.
"Perempuan jalan sendiri malam-malam itu tidak baik. Ayo aku temani," ujar Xabiru tanpa diminta ikut berjalan dibelakang Grey.
Grey mendengus kesal, sontak saja menghentikan langkah lalu memutar tubuhnya, menatap Xabiru dengan tatapan bermusuhan.
"Aku tidak sudi ditemani pria c***l sepertimu!" seru Grey.
"Masalah kemarin aku anggap ketidaksengajaan, aku sedang mabuk dan tidak sadar waktu itu. Bisakah Nona memaafkanku?" Xabiru berbicara lembut sekali, pun senyumannya yang hangat. "Mungkin kita bisa mulai berkenalan?" Mengulurkan tangan dengan penuh kesopanan demi menarik perhatian wanita yang sudah bersuami ini.
"Hell no? Kamu pikir aku tidak tahu ini salah satu trik murahanmu? Dasar pria c***l!"
Grey melengos malas, kembali beranjak pergi dari hadapan Xabiru. Sayangnya Xabiru belum menyerah, ia mengejar Grey dan mengikutinya kemana wanita itu akan pergi.
"Kamu ini mau apa sih?" Grey sampai risih karena Xabiru terus mengikuti di belakang. Ia melirik ke sekelilingnya, takut Bastian akan pulang dan salah paham jika melihatnya seperti ini.
"Tadi 'kan udah ngomong, maaf?" Xabiru kembali mengulurkan tangannya dengan gaya tebar pesona yang kental.
"Jangan harap aku mau!"
Untuk kedua kalinya Grey mengabaikan Xabiru, ia menunggu mobil grap yang sudah dipesannya untuk mengantar ke Bandara meski kepulangannya masih besok pagi. Ia ingin menghabiskan waktu di dekat Bandara sembari menunggu jam kepulangan.
Xabiru tidak kehilangan akal, ia ikut menunggu sampai mobil yang dipesan Grey datang. Namun saat mobil itu datang ia justru menahan pintunya sehingga Grey tidak bisa masuk.
"Kamu?" Grey geram sekali, ia ingin mengumpat kasar tapi mencoba menahannya.
"Aku tahu kamu lagi kena masalah, dan menghindar itu bukan cara yang baik. Ini sudah malam dan sangat berbahaya untuk seorang wanita pergi sendiri. Lebih baik pergi besok saja," kata Xabiru dengan nada perhatian.
"Apa urusanmu? Disini juga bikin nambah masalah. Pergilah!" seru Grey berusaha mendorong Xabiru menjauh.
"Jika ingin ... aku bisa kamu jadikan tempat untuk bercerita." Tak melepaskan dengan mudah, Xabiru justru mengatakan hal yang tak terduga membuat Grey langsung menatapnya.
"Kamu pikir masalahku akan selesai dengan aku bercerita?" Grey tertawa kecil menutupi lukanya. Mana mungkin ia menceritakan masalah menjijikkan tentang rumah tangganya kepada pria asing?
"Bercerita memang tidak membantu mengurangi masalah, tapi setidaknya hatimu lega 'kan?"
Grey mengangkat wajahnya, selama ini ia memang tidak pernah bercerita dengan siapa pun. Jangankan bercerita, teman saja ia tak punya. Semua keluarga yang dekat begitu mengagungkan sosok Bastian, rasanya Grey malu jika harus menceritakan sikap aneh Bastian selama ini.
"Kamu kayaknya nggak ada kerjaan banget," cibir Grey.
Xabiru mengangkat bahunya acuh. "Ini bagian dari pekerjaan," sahutnya asal.
Mata Grey menyipit, ia teringat akan pertemuan pertama mereka. Pria ini ada di rumah tante-tante, kini kecurigaan itu semakin menjadi-jadi saat mendengar perkataan Xabiru barusan.
"Apakah pria ini pria bayaran?" batin Grey penuh tanya.
"Makasih ya, Pak. Ini saya bayar uangnya, nanti jemput lagi jam 11 malam."
"Eh?" Grey baru saja akan apa yang dilakukan Xabiru. Pria itu meminta supir grab untuk pergi sebelum mengantarkan Grey ke Bandara. "Kamu ini kenapa lancang sekali? Aku harus pergi sekarang!" seru Grey emosi.
"Terserah apa yang kamu katakan. Aku cuma mau nunjukin kamu sesuatu, dan kamu nggak boleh nolak!" Xabiru menarik tangan Grey dan digenggam erat. "Pak, tolong simpan ini dulu. Saya balik lagi nanti," teriak Xabiru pada salah satu petugas hotel setelah memberikan koper milik Grey.
"Hei, kamu mau membawaku kemana?" Grey kaget sekali, ia berusaha menolak tapi genggaman dari tangan besar itu membuatnya tidak bisa lepas.
"Tenang aja, aku nggak ngajakin kamu selingkuh. Cuma mau nunjukin ke kamu kalau masih ada hal indah yang perlu kamu lihat daripada nangisin suamimu yang pengecut itu," seloroh Xabiru mengerlingkam sebelah matanya menggoda.
Grey terkejut akan ucapan Xabiru barusan, ia yang tadinya ingin menolak mendadak lupa segalanya saat tangan besar itu membawanya pergi menyeberangi jalanan besar di depan hotel. Xabiru ini ternyata punya sisi berbeda yang membuat Grey cukup kagum.
Diam-diam Grey memperhatikan Xabiru yang ternyata sangat menarik sekali model rambut acak-acakan. Tampak berantakan tapi terlihat sangat menggoda.
"Hal indah apa memangnya?" Grey tiba-tiba bertanya tanpa sadar, ia merasa cukup penasaran dengan hal yang dimaksud oleh Xabiru.
"Coba tebak, apa menurutmu?"
Bersambung~