“Ma… Pa… Zyzy mau bicara,” ucap Zyzy, mereka sedang sarapan pagi bersama.
“Bicara apa sayang? Sepertinya ada yang penting,” ucap bu Yulia.
“Iya ma, ini soal Leon, keluarganya mengundang kita dinner weekend ini ma, pa,” jawab Zyzy sambil menyuapkan makanan dalam mulutnya.
“Ini berita bagus dong Zy, berarti kedua orangtua Leon ingin membicarakan hubungan kalian yang akan ke tahap lebih serius lagi, tidak hanya berpacaran saja, kalian sudah cukup lama saling mengenal dan berpacaran,” ucap papa Zyzy.
“Tapi pa… Zyzy..”
“Kamu kenapa Zy? kenapa kamu terlihat bingung begitu?” tanya pak Chandra menatap Zyzy.
“Mmm… nggak ada apa apa pa, hanya saja sepertinya Zyzy masih ragu akan hubungan Zyzy dengan Leon.”
“masih ragu? Tapi hubungan kalian sudah bertahun tahun Zy, kenapa masih bingung.”
Zyzy diam mendengar pertanyaan papanya, ia merasa semakina da jarak dengan Leon, bukan karena pertengkaran mereka beberapa waktu lalu tapi sepertinya hubungan mereka semakin renggang.
“Sudahlah Zy, kita datang saja ke undangan makan malam dari kedua orangtua Leon, nanti kita bicarakan semuanya, kamu juga bisa memberikan pendapat kamu nanti.”
“Iya pa.”
“Kak, mobilku aku servis di bengkel kemarin, nanti baru selesai, aku nebeng ke kampus ya?”
“Boleh, aku antar kamu ke kampus.”
“Serius kak? thanks kak.”
Setelah selesai makan pagi, seperti biasa papa dan mama Zyzy berangkat ke tempat aktifitas sedangkan Zian naik mobil Zyzy.
“Kamu yang menegemudi Zan,” Zyzy melemparkan kunci mobilnya pada Zian, Zian menerima kunci mobil itu dan masuk ke jok pengemudi. Perlahan Zian mengemudikan mobil Zyzy keluar dari area rumah dan bergabung dengan banyak mobil di jalanan yang ramai kendaraan roda dua maupun roda 4.
“Kak…”
“Hemm…”
“Kenapa kakak ragu dengan hubungan kakak dengan kak Leon?”
Zyzy tertegun dengan pertanyaan Adiknya, Ia menoleh pada Zian sejenak kemudian mengarahkan pandangannya ke jalanan yang ramai.
“Entahlah Zan, semakin lama, aku seperti merasakan ada jarak dengan Leon padahal kita masih intens bertemu.”
“Mungkin kakak butuh berlibur dengan Leon, menumbuhkan perasaan cinta itu lagi, seperti dulu. Jika belum menikah saja kakak sudah merasa jauh, bagaimana nanti kalau menikah.”
“Kamu seperti penasehat pernikahan saja Zan.”
“Bukan begitu kak, hanya saja sayang sekali jika hubungan yang terbina lama harus kandas begitu saja.”
“Jadi aku harus ajak Leon liburan nih?”
“Iya ajak aja kak, gimana kalau ke Bali? Jalan di pantai sepertinya romantic,” ucap Leon.
“Mmmm… nanti kakak bicara sama Leon, kamu benar Zan, kakak sudah berhubungan lama dengan Leon, dan mungkin hanya rasa bosan sesaat yang timbul dihati kakak.”
Zian menghentikan mobilnya tepat di depan kampusnya, ia kemudian turun, Zyzy pun demikian, mereka berdiri berhadapan di depan mobil Zyzy.
“Makasih kak udah antar aku,”
“Iya, salam buat Raisa, lama gak ke rumah.”
“Iya kapan kapan deh aku ajak dia ke rumah, dia sedang sibuk dengan kuliahnya tiap hari nggak sempat main.”
“Oke, kakak ke minimarket dulu.”
Zyzy kemudian masuk kembali dalam mobil, ia kemudian melajukan mobilnya menuju minimarket miliknya dan beraktiitas seperti biasa.
~~~
~~~
Zyzy menjalankan mobilnya menyusuri jalan raya menuju arah pulang, ia melewati jalan biasanya yang ia lewati, beberapa kilometer sebelum sampai rumahnya mobilnya kembali dipotong oleh mobil Range rover tapi kali ini berwarna putih.
“Ya Tuhan… mereka lagi.” Zyzy membuang napas kasar, ia menghentikan mobilnya dan keluar. Dua pria yang sama yang berkelahi dengan Zyzy kemarin juga keluar dari mobil, mereka berdiri berhadapan.
“Bagaimana? Masih teguh pendirian nona Zyzy?” tanya salah satu pria itu.
“masih? Ayo mau berkelahi lagi disini?”
“Apa nona tidak lelah berkelahi seorang diri melawan kami?”
“Masih dua kali ini kan, aku masih mampu,” jawab Zyzy mulai melakukan kuda kuda.
Dan kemudian…
Oooo---oooO
Zyzy menggeliat, badannya terasa remuk efek perkelahiannya dengan dua pria yang mencegat mobilnya semalam, Zyzy kemudian duduk. Ia akan mengalami ini selama dirinya tidak mau melepaskan minimarketnya unuk digusur oleh PT. Angkasa Raya. Tapi Zyzy menganggap semua ini hal yang menggelikan karena kedua pria sewaan tersebut seperti mengajaknya bercanda dan tidak serius mengancamnya.
Hari ini ia putuskan untuk tidak ke minimarket, Zyzy sudah menghubungi karyawan karyawannya dan mengatakan tidak ke minimarket hari ini. Bukannya Zyzy takut pada kedua pria sewaan tersebut tapi ia ingin memulihkan kekuatannya untuk melawan mereka besok malam.
Zyzy kemudian masuk dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya, badannya terasa lebih segar setelah mandi, ia kemudian berganti pakaian santai dan turun untuk sarapan pagi.
“Zy… muka kamu kenapa lebam begitu? Seperti habis dipukul?” tanya bu Yulia menatap Zyzy. Zyzy terhenyak, ia lupa jika lebam di wajahnya masih ada dan hari ini ia tidak ke minimarlet otomatis ia juga tidak memakai make up.
“I…itu ma, hanya terbentur saja kok,” jawab Zyzy, Zyzy memang berlatih beladiri tanpa sepengetahuan keluarganya, Hanya Leon yang tahu jika Zyzy menguasai ilmu beladiri itu pun Leon minta Zyzy tidak menggunakannya.
“Terbentur apa sampai lebam begitu.”
“Sudahlah ma, hanya lebam biasa, mana Zian?”
“Hari ini dia off kuliah, ada janji dengan Raisa.”
“Oh…” Zyzy mulai makan, perlahan memasukkan makanan dalam mulutnya dan mengunyahnya pelan.
Di tempat lain, di rumah Athar, pria itu juga sedang bersiap untuk menuju kantor, ia sudah selesai mandi dan berpakaian rapi. Athar kemudian turun dari kamarnya dan langsung keluar dari rumah menuju mobilnya, Ia masuk dalam mobil dan melajukan mobilnya keluar dari rumah megahnya.
Tak menunggu waktu lama ia sudah sampai di kantor, Athar Law Firm yang ia dirikan sendiri dan kini sudah menjadi firma hukum terbesar dan terbaik di Jakarta. Tidak ada kasus besar atau kecil yang tidak bisa dimenangkan oleh Athar, kasus apapun akan selalu menang di tangannya walau sesekali ia berbuat tiak sesuai hukum yang berlaku tapi bagi Athar itu sah sah saja. Athar berpikir itulah yang membuat firma hukumnya besar seperti saat ini.
Athar memarkirkan mobilnya di depan gedung firma hukum miliknya yang memiliki 3 lantai, gedung milik sendiri yang ia bangun dari hasil menangani kasus di dalam negeri maupun di luar negeri. Athar merekrut pengacara pengacara lulusan terbaik untuk bekerja di firma hukumnya membuat firma hukumnya semakin solid dari waktu ke waktu.
Athar kemudian keluar dari mobil dan melangkah masuk dalam gedung Athar Law Firm tapi baru beberapa langkah ia menghentikan langkahnya, ia merasa ada yang mengawasi gerak geriknya. Athar berbalik dan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru tapi ia tak melihat hal yang mencurigakan.
Athar kemudian melanjutkan langkahnya masuk dalam gedung, memasuki lobby gedung ia disapa oleh security dan resepsionis, ia hanya mengangguk saja tanpa ada senyum yang menghiasi wajahnya, wajahnya terlihat dingin dan itulah yang membuat lawannya sudah merasa terintimidasi oleh tatapan Athar yang tajam. Manik mata Athar yang hitam legam membuat ciut nyali lawan, Ia kemudian meuju lift untuk naik ke ruangannya di lantai 3. Lantai 3 hanya ada ruangannya dan ruang meeting dengan klien atau denga staff sedangkan pengacara lain memiliki ruangan di lantai 2 dan lantai 1.
Athar masuk dalam ruangannya yang cukup luas, dengan meja kerja yang besar juga sofa set untuk menerima klien. Ada juga lemari dokumen dokumen klienyang ada di sudut ruangan, dokumen klien yang selalu dimenangkan oleh Athar selama menjadi pengacara.
“Selamat pagi pak Athar,” sapa sekertaris Athar, Sandra, ia membawa beberapa map dan diletakkan di depan Athar yang sudah duduk di kursi kebesarannya.
“Pagi.”
“Ini berkas berkas klien baru yang harus pak Athar lihat dan pelajari.”
“Oke, kamu boleh keluar.”
“Untuk kasus PT Angkasa Raya bagaimana pak? Sudah beres?” tanya Sandra.
“Athar terdiam, ia mengingat gadis yang bersikukuh tidak mau menerima penggusuran dan uang ganti rugi, walikota menyetujui penggusuran jika semua warga blok Z mau menerima ganti rugi.
“Tinggal sedikit lagi, hanya menunggu waktu yang tepat saja,” jawab Athar.
“Baik pak Athar.”
Lynagabrielangga.